MAKALAH
KESEHATAN MENTAL
Di Ajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah ini
Dosen Pengampu :Drs.H.Saukani,MM.
Di Susun Oleh
Kelompok :
1
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2012
NAMA KELOMPOK
NAMA
|
NPM
|
TANDA TANGAN
|
TOMI RISADI
|
09020127
|
|
M.WARDOYO
|
09020143
|
|
ADI HERLAMBANG
|
09020161
|
Pringsewu, Desember 2012
Drs. H.Saukani,MM.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita
semua sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan makalah ini dengan sebaik-baiknya. kami mengharapkan agar
makalah ini dapat berguna bagi semua rekan-rekan mahasiswa dan khususnya bagi
mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling. Tak lupa penulis ucapkan trimakasih
kepada :
1.
Dr. Tri Yuni
Hendrowati, M. Pd., selaku Ketua STKIP M Pringsewu.
2.
Bapaak
Drs.H.Saukani,MM. selaku dosen pengampu mata kuliah
psikologi kesehatan mental.
3.
Seluruh rekan-rekan
mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu kami
menyadari akan keterbatasan kemampuan, pengetahuan, serta pengalaman yang
dimiliki oleh kami.
Maka dari itu kami
meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga
makalah ini benar–benar dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.
Pringsewu, Desember
2012
Penulis,
Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Kesehatan
mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya, tapi tidaklah
mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran tingkah laku,
pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh
manusia.
Untuk
menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian
secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa.
Pada
dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan psikis yang sehat.]
Sehingga dapat berjalan menurut tujuan manusia itu diciptakan secara normal.
B. PERMASALAHAN
Sampai sejauh mana manusia digerogoti gangguan jiwa dan
bagaimana manusia itu melakukan proses penanganan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan Mental
Istilah “kesehatan mental” diambil dari konsep mental
hygiene. Kata “mental” diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama
dengan psyche dalam bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.[2]
Kesehatan mental merupakan bagian dari psikologi agama,
terus berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi masyarakat
yang membutuhkan jawaban atas berbagai permasalahan yang melingkupinya.
B.
Dimensi Psikologis Kesehatan Mental
Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan
dengan sistem biologis, sebagai sub sistem dari eksistensi manusia, maka aspek
psikis selalu berinteraksi dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah
aspek psikis tidak dapat dipisahkan untuk melihat sis jiwa manusia.[3]
Ada
beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh terhadap kesehatan mental, antara
lain :
1.
Pengalaman
awal
Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman yang
terjadi pada individu terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal
ini adalah merupakan bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi
mental individu di kemudian hari.
2.
Kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental
seseorang. Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang yang
mengeksploitasi dan segenap kemampuan bakat, ketrampilannya sepenuhnya, akan
mencapai tingkatan apa yang disebut dengan tingkatan pengalaman puncak.
Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang
mengalami gangguan mental, disebabkan oleh ketidakmampuan individu memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah kebutuhan dasar
yang tersusun secara hirarki.[4]
Kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan
harga diri, pengetahuan, keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri.
C. Gangguan
dan Penyakit Jiwa
1. Psikosomatik
Adalah
penderita yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada tubuhnya yang
disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat yang menimbulkan
perubahan yang tidak mudah pulihnya, misalnya : sulit tidur jika banyak
masalah, hilang nafsu makan, makan berlebihan.
2. Kelainan kepribadian
Penderita
sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Misalnya orang suka
meledak emosinya.
3. Retardasi mental
Adalah
keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa seseorang.
Contoh
dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang baru di dapat atau kata-kata baru,
cara pemahamannya terlalu lama.
4. Rasionalisasi
Dimana
penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan dengan ego individunya
sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati nuraninya sendiri yang
mengakibatkan kepercayaan diri hilang.
5.
Neurosis
Adalah
gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar, dengan melalui
ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap seseorang
terhadap orang lain.
Ciri-ciri
neurosis meliputi : sering adanya konflik, reaksi kecemasan, kerusakan
aspek-aspek kepribadian, phobia, gangguan pencernaan.
Seseorang
yang terkena neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik
disebabkan gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.
6.
Psikosis
Pada
psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya, karena
sudah menyerang seluruh keadaan netral jiwanya.
Ciri-cirinya
meliputi :
1.
Disorganisasi
proses pemikiran
2.
Gangguan
emosional
3.
Disorientasi waktu, ruang
4.
Sering
atau terus berhalusinasi
D. Terapi Gangguan Jiwa
Terapi
di sini mengandung arti proses penyembuhan dan pemulihan jiwa yang benar-benar
sehat. Di antaranya terapi-terapi yang digunakan meliputi beberapa bentuk :
a. Terapi holistic, yaitu terapi
yang tidak hanya menggunakan obat dan ditujukan kepada gangguan jiwanya saja,
dalam arti lain terapi ini mengobati pasien secara menyeluruh
b. Psikoterapi keagamaan, yaitu
terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan mengamalkan ajaran agama
c. Farmakoterapi, yaitu terapi
dengan menggunakan obat. Terapi ini biasanya diberikan oleh dokter dengan
memberikan resep obat pada pasien.
d. Terapi perilaku, yaitu terapi yang
dimaksudkan agar pasien berubah baik sikap maupun perilakunya terhadap obyek
atau situasi yang menakutkan. Secara bertahap pasien dibimbing dan dilatih
untuk menghadapi berbagai objek atau situasi yang menimbulkan rasa panik .
.
E. Kriteria-kriteria mental sehat
Atkinson
menentukan kesehatan mental dengan kondisi normalitas kejiwaan, yaitu kondisi
kesejahteraan emosional kejiwaan seseorang. Pengertian ini diasumsikan bahwa
pada prinsipnya manusia itu dilahirkan dalam kondisi sehat, lebih lanjut,
Atkinson menyebutkan enam indikator normalitas kejiwaan seseorang;
1.persepsi
realita yang efisien. Individu cukup realistik dalam menilai kemampuannya dan
dalam menginterpretasi terhadap dunia sekitarnya. Ia tidak terus menerus
berpikir negatif terhadap orang lain, serta tidak berkelebihan dalam memuja
diri sendiri.
2.mengenali
diri sendiri. Individu yang dapat menyesuaikan diri adalah individu yang
memiliki kesadaran akan motif dan perasaannya sendiri, meskipun tak seorang pun
yang benar-benar menyadari perilaku dan perasaannya sendiri.
3.kemampuan
untuk mengendalikan perilaku secara sadar. Individu yang normal memiliki
kepercayaan yang kuat akan kemampuannya, sehingga ia mampu mengendalikannya.
Kondisi seperti itu tidak berarti menunjukkan bahwa individu tersebut bebas dari
segala tindakan impulsif dan primitif, melainkan jika ia melakukannya maka ia
menyadari dan berusaha menekan dorongan seksual dan agresifnya.
4. harga
diri dan penerimaan. Penyesuaian diri seorang sangat ditentukan oleh penilaian
terhadap harga diri sendiri dan merasa diterima oleh orang di sekitarnya. Ia
merasa nyaman bersama orang lain dan mampu beradaptasi atau mereaksi secara
spontan dalam segala situasi social.
5.kemampuan untuk membentuk ikatan
kasih. Individu yang normal dapat membentuk kasih yang erat serta mampu
memuaskan orang lain. Ia peka terhadap perasaan orang lain dan tidak menuntut
yang berlebihan kepada orang lain. Sebaliknya, individu yang abnormal terlalu
mengurusi perlindungan diri sendiri, sehingga aktivitasnya berpusat pada diri
sendiri (self-centered).
6. produktivitas.
Individu yang baik adalah individu yang menyadari kemampuannya dan dapat
diarahkan pada aktivitas produktif.[1][11]
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan mental merupakan faktor terpenting untuk menjalankan
kehidupan manusia secara normal. Psikis manusia jika tidak dijaga akan
menimbulkan suatu gangguan jiwa yang lambat laun dibiarkan akan menjadi suatu
beban yang berat bagi penderitanya. Di antara gangguan psikis meliputi
psikosomatik, kelainan kepribadian, retardasi mental, rasionalisasi, neurosis,
dan psikosis, yang dari gangguan jiwa itu disebabkan karena ada faktor yang
mempengaruhinya meliputi pengalaman awal, proses pembelajaran, dan kebutuhan.
Dengan adanya gangguan jiwa karena pengaruh tersebut dibutuhkan terapi
penyembuhan sampai manusia dinyatakan benar-benar sehat baik jasmani maupun
psikisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansur
Isna, Diskursus Pendidikan Islam, Global Pustaka Utama, Yogyakarta,
2001, cet.ke-1.
Moeljono
Notosoedirjo, Latipun, Kesehatan Mental, Universitas Muhammadiyah
Malang, 2000.
Sarlito
Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, PT. Bulan Bintang, Bandung,
1986, cet ke-7.
Sururin,
Ilmu Jiwa Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, cet. ke-1.
Siti
Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, cet. Ke-15, hlm. 22.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar