Selasa, 11 Juni 2013

Rahasia mendapatkan rasa percaya diri



MAKALAH
PRAKTEK BK KELOMPOK TEKNIK EKSOPSITORY
10 RAHASIA MENDAPATKAN RASA PERCAYA DIRI

Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah ini
Dosen Pengampu :Edi Irawan,S.pd.M.pd


Di Susun Oleh
Nama :Tomi Risadi
Npm:09020127


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2013


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. kami mengharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi semua rekan-rekan mahasiswa dan khususnya bagi mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada :

1.        Dr. Tri Yuni Hendrowati, M. Pd., selaku Ketua STKIP M Pringsewu.
2.        Bapaak Edi Irawan S.pd,M.pd.selaku dosen pengampu mata kuliah Praktek Bk Kelompok.
3.        Seluruh rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan, pengetahuan, serta pengalaman yang dimiliki oleh saya. Maka dari itu penulis meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini benar–benar dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Pringsewu,1 januari  2013
 Penulis,


            Tomi Risadi
            09020127


 BAB I                                      
PENDAHULUAN
A.Pengertian Bimbingan Kelompok.
Beberapa pengertian tentang bimbingan kelompok menurut para ahli adalah sebagai berikut:
  1. Romlah (2006: 3) mendefinisikan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencagah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.
  2. Sedangkan menurut (Sukardi, 2003: 48) Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
  3. Prayitno (1995: 178) mengemukakan bahwa Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.
Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.
B.Tujuan Bimbingan Kelompok
Ada beberapa tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh beberapa ahli, adalah sebagai berikut:
Menurut amti (1992: 108) bahwa tujuan bimbingan kelompok terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum bimbingan kelompok betujuan untuk membantu para siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu juga menembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan itu, baik suasana yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:
  1. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya.
  2. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok
  3. Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama temanteman dalam kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya.
  4. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.
  5. Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan oran lain.
  6. Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial
  7. Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan orang lain.
Tujuan bimbingan kelompok seperti yang dikemukakan oleh (Prayitno, 1995: 178) adalah:
  1. Mampu berbicara di depan orang banyak
  2. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepada orang banyak
  3. Belajar menghargai pendapat orang lain,
  4. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya.
  5. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif).
  6. Dapat bertenggang rasa
  7. Menjadi akrab satu sama lainnya,
  8. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama
Layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri untuk dapat berlatih berbicara, menanggapi, memberi menerima pendapat orang lain, membina sikap dan perilaku yang normatif serta aspek-aspek positif lainnya yang pada gilirannya individu dapat mengembangkan potensi diri serta dapat meningkatkan perilaku komunikasi antarpribadi yang dimiliki.
C.Rumusan Masalah
Guru mata pelajaran dalam memberikan layanan pembelajaran kepada siswa dia hanya menyampaikan materi kepada siswanya,seorang guru mata pelajaran tidak bisa mengetahui apakah siswanya mampu menangkap pelajaran dengan baik atau tidak,dan tidak mengetahui apakah sebenarnya yang di inginkan oleh siswa.siswa membutuhkan informasi yang sifatnya dapat membantu membangun perkembangan pola pikir mereka,dan ingin mendapatkan suatu informasi tentang bagaimana agar dirinya dapat mempunyai rasa percaya diri saat mereka di suruh maju oleh guru mata pelajaran dalam hitungan menit.sehingga dalam proses belajar mengajar dapat berjalan secara kondusif dan efisien,

BAB II
KAJIAN TEORI
A.Metode Ekspositori
Metode ekspositori disebut juga dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct instruction) yang lebih menekankan pada proses bertutur sehingga sering disebut juga dengan istilah metode chalk and talk. Secara singkat, Metode ekspositori adalah teknik menyampaikan gagasan atau ide dalam memberikan informasi dengan lisan atau tulisan.
Dibanding metode ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak berkurang. Tetapi jika dibanding dengan metode demonstrasi, metode ini masih nampak lebih banyak didominasi oleh guru. perbedaan metode ekspositori dengan metode ceramah bahwa pada metode ekspositori dominasi guru banyak dikurangi. Guru tidak terus bicara, informasi hanya diberikan pada saat atau bagian-bagian yang diperlukan saja, seperti di awal pembelajaran, menjelaskan konsep-konsep dan prinsip baru, pada saat memberikan contoh kasus di lapangan dan sebagainya.
Beberapa kelebihan metode ekspositori adalah sebagai berikut.
1.       Tidak memerlukan persiapan yang khusus
  1. Dapat menampung kelas besar dengan jumlah siswa yang banyak
  2. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut oleh guru
  3. konselor dapat dengan mudah memilih dan menentukan hal-hal yang dianggap penting
  4. konselor dapat memberikan penjelasan secara individual maupun klasikal
  5. Tidak memerlukan banyak waktu dan biaya
  6. konselor mudah mengontrol siswa
Selain kelebihan di atas, metode ekspositori juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
1.       Tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti aktivitas mental siswa, sehingga siswa yang terlalu banyak mengikuti pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) dengan metode ekspositori cenderung tidak aktif dan tidak kreatif.
  1. Kegiatan berorientasi pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran).
  2. Pengetahuan yang didapat biasanya cepat hilang, karena seringkali siswa kurang terlibat dalam pembelajaran.
  3. Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat menyebabkan siswa tidak menguasai pelajaran.           
B. 10 Rahasia Mendapatkan Rasa Percaya Diri Dalam Hitungan Detik
Banyak cara yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri anda dalam jangka panjang, namun terkadang kita juga memerlukan langkah-langkah meningkatkan rasa percaya diri dalam waktu singkat. Anda rasanya tak bisa berjalan menuju sebuah pertemuan penting sambil membaca buku panduan mengenai kepercayaan diri, atau menelepon mentor anda pada menit-menit terakhir.
Jadi dibawah ini saya mencoba mensharingkan kepada anda beberapa tips yang dapat meningkatkan rasa percaya diri anda dengan cepat dalam hitungan detik :
1. Tersenyum
Tersenyum merupakan tips 1 detik jika anda merasa gugup dan tidak percaya diri. Anda tidak hanya tersenyum jika anda merasa senang dan percaya diri, sebaliknya anda bisa tersenyum untuk membuat diri anda merasa lebih baik. Tersenyum berhubungan erat dengan perasaan positif sehingga hampir tidak mungkin anda merasa tidak enak ketika anda tersenyum.
Tersenyum lebih dari sekedar menunjukkan ekspresi pada wajah anda. Tersenyum melepaskan hormon endorphin yang membuat anda merasa lebih baik, meningkatkan sirkulasi darah di wajah anda, membuat anda merasa nyaman dengan diri anda sendiri dan tentunya dapat meningkatkan rasa percaya diri anda. Anda juga akan tampak lebih percaya diri di hadapan orang lain ketika anda tersenyum.
2. Tatap Mata Lawan Bicara Anda
Sama halnya dengan tersenyum, tataplah mata semua orang di dalam ruangan. Berikan senyum anda dan dapat dipastikan mereka akan membalas senyuman anda; dan senyum yang diberikan orang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri anda dengan cepat. Sama halnya dengan tersenyum, kontak mata menunjukkan bahwa anda percaya diri. Menatap sepatu anda atau meja mendorong perasaan anda menjadi ragu-ragu dan malu. Tips ini sangat berguna untuk situasi kerja; buatlah kontak mata dengan orang yang mewawancarai anda, atau orang-orang yang menghadiri presentasi anda.
“Kontak mata membantu anda untuk menghilangkan rasa takut jika anda sedang berbicara di depan umum dan semakin mendekatkan anda dengan lawan bicara anda. Stress merupakan perasaan yang datang dari sesuatu yang asing dan tidak dapat dikendalikan. Kontak mata memberikan pembicara gambaran dari kenyataan yang tidak lain adalah lawan bicara itu sendiri. Kontak mata juga membantu menarik minat lawan bicara anda.” (Confident Eye Contact, Unlimited Confidence)
3. Ubahlah Suara Dalam Diri Anda
Kebanyakan dari kita memiliki suara dalam diri yang mengatakan bahwa kita bodoh, tidak cukup mampu, terlalu gendut, kurus, berisik, pendiam, dll. Kemampuan merubah suara di dalam diri anda merupakan kunci untuk memperoleh kepercayaan diri dari dalam. Buat suara dalam diri anda menjadi teman pendukung yang paling mengenal anda dan mengetahui bakat anda, serta menginginkan anda untuk mencapai yang terbaik.
4. Lupakan Standar Yang Ditetapkan Orang Lain
Terlepas dari situasi yang membuat anda mengalami krisis percaya diri, anda bisa membantu diri anda sendiri dengan berpegang pada standar yang anda miliki. Orang lain memiliki nilai yang berbeda dengan anda, dan sekeras apa pun anda mencoba, anda tidak pernah bisa memuaskan semua orang setiap saat. Jangan khawatir jika orang-orang menyebut anda gendut, kurus, pemalas, membosankan, pelit, konyol, dll.. Bertahanlah pada standar yang anda miliki, bukan pada standar yang dimiliki orang lain. Ingatlah nilai-nilai dan standar-standar yang dimiliki umumnya berbeda dalam masyarakat; anda tidak harus menerima nilai dan standar tersebut hanya karena orang-orang di sekitar anda menerimanya.
5. Tampillah Serapih Mungkin
Meskipun anda hanya memiliki sedikit waktu, pergilah ke kamar mandi untuk memastikan anda tampil rapih. Sisirlah rambut anda, cucilah muka anda, perbaiki riasan wajah anda, luruskan kerah anda, pastikan tidak ada sisa makanan pada gigi anda. Semua hal ini dapat membuat perbedaan antara rasa percaya diri terhadap penampilan anda dan rasa takut anda terhadap penampilan anda.
”Sempurnakan penampilan fisik anda; sudah merupakan fakta bahwa penampilan seseorang memainkan peranan penting dalam membangun rasa percaya diri. Meskipun kita tahu apa yang kita miliki dalam diri kitalah yang penting, penampilan fisik anda menentukan impresi orang terhadap diri anda.” (Building Blocks to Self-Confidence, Complete Wellbeing)
6. Berdoalah Atau Bermeditasi Sejenak
Jika anda percaya pada Yang Maha Kuasa, mengucapkan doa bisa meningkatkan rasa percaya diri anda (anda juga bisa melakukan meditasi selain berdoa). Langkah ini membantu anda untuk mundur sesaat dari situasi yang serba cepat dan mencari bantuan dari Yang Maha Kuasa. Berikut adalah sebuah contoh doa, namun anda bisa menulis hal serupa yang sesuai dengan agama atau kepercayaan anda:
“Ya Tuhan, terima kasih karena Kau telah mencintai dan menerimaku apa adanya.. bantulah aku untuk melakukan hal yang sama.. dan bantulah aku untuk tumbuh menjadi sesuai dengan kehendakMu sehingga rasa percaya diriku akan bertambah; semuanya demi keagungan namaMu dan bukan namaku. Terima kasih karena Engkau telah mendengarkan dan menjawab doaku. Amin.” (Daily Encounter, Strengthen Your Self-Confidence, Acts International)
7. Reka Ulang
Jika sesuatu terjadi diluar dugaan anda, hal ini cukup mudah menggoyahkan rasa percaya diri anda. Mungkin anda menumpahkan minuman anda, terlambat hadir di sebuah pertemuan penting karena macet, atau seseorang yang ingin anda ajak bicara memberikan tanggapan dingin. Cobalah untuk “mereka ulang” situasi tersebut dan tempatkan pada situasi yang lebih positif. Seringkali suatu kejadian menjadi negatif karena persepsi kita sendiri.
8. Tentukan Langkah Anda Selanjutnya
Jika anda tidak yakin dengan apa yang harus anda lakukan, temukan satu langkah sederhana yang bisa membantu anda untuk terus maju. Hal ini mungkin saja bisa dilakukan dengan melakukan kontak mata pada sebuah pesta, memperkenalkan diri anda pada orang asing, memecahkan kebekuan dalam sebuah rapat, atau menanyakan orang yang mewawancarai anda untuk menunjukkan pengetahuan anda terhadap industri dan perusahaan mereka.
Mulailah bertindak meskipun anda tidak memiliki gambaran yang jelas mengenai apa yang seharusnya anda lakukan. Bergeraklah menuju sasaran anda. Koreksi diri anda di lain kesempatan.
9. Bicaralah Perlahan
Sebuah tips sederhana agar anda terlihat atau menjadi lebih percaya diri adalah dengan bicara perlahan. Jika anda bicara terlalu cepat, anda akan merasa tidak enak karena anda sadar anda bicara terlalu cepat. Bicara perlahan memberi anda kesempatan untuk memikirkan apa yang anda akan katakan selanjutnya. Jika anda sedang berbicara atau melakukan presentasi, berhentilah sesaat pada akhir sebuah frase atau kalimat untuk membantu orang lain mencerna apa yang anda katakan.
Berbicara perlahan menunjukkan kepercayaan diri seseorang. Seseorang yang merasa tidak layak didengarkan akan berbicara dengan cepat, karena ia tidak mau membuat orang lain menunggu hal-hal yang tidak layak didengarkan.
10. Ikut Ambil Bagian
Pernahkah anda duduk seharian di dalam kelas atau di sebuah rapat tanpa mengucapkan satu patah kata pun? Pernahkah anda pergi bersama teman-teman anda di malam hari dimana teman-teman anda berbincang dengan gembira sementara anda hanya duduk dan menatap minuman anda? Kemungkinan yang terjadi adalah anda merasa tidak terlalu percaya diri pada saat itu – dan mungkin saja anda akan merasa lebih tidak enak sesudah malam tersebut. Apapun situasi anda, berusahalah untuk ikut ambil bagian. Meskipun anda merasa tidak banyak yang bisa anda katakan, pikiran dan perspektif anda sangat berharga bagi orang-orang di sekitar anda.Dengan mencoba untuk berbicara setidaknya satu kali dalam setiap diskusi kelompok, anda akan menjadi pembicara yang lebih baik, lebih percaya diri mengutarakan pikiran anda, dan dikenal sebagai seorang pemimpin oleh rekan-rekan anda.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.Sedangkan teknik ekpository adalah suatu pemberian informasi yang baru kepada siswa supaya siswa memiliki pengetahuan baru tentang bagaimana agar dirinya mempunyai suatu pengetahuan tentang 10 cara untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam hitungan menit,sehingga nantinya akan berguna di dalam kelas apabila suatu saat siswa di suruh maju oleh guru untuk menyajikan suatau materi tugas dalam bentuk ppt ataupun yang lainnya.
B. Saran
Setelah melalui studi pustaka selesailah makalah ini. Sepenuhnya penulis  sadar akan banyaknya kekurangan di beberapa titik. Banyak penafsiran-penafsiran serta pendapat yang berbeda dan itu semua tidak lepas dari sifat fitrah dari penulis sebagai manusia yang memiliki banyak keterbatasan. Jadi maklumlah kiranya, jika terdapat berbagai pendapat yang penulis simpulkan. Oleh semua itu, jika sampai terdapat beberapa perbedaan pendapat, tentunya bisa di pelajari. Maka, besar harapan penulis adanya respon dari pembaca terhadap makalah ini.
Lepas dari itu penulis berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi siapapun pembacanya. Selanjutnya penulis ingin berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini dan rekan-rekan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah sederhana ini.





Makalah pribadi sosial Prilaku agresi anak



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah.
Berkowitz (1993), salah seorang yang di nilai paling kompeten dalam studi tentang agresi, membedakan agresi sebagai tingkah laku, bagaimana diindikasikan oleh baron, dengan agresi sebagai emosi yang bisa mengarah kepada tindakan agresif. Meskipun semakin banyak peneliti memakai definisi sebagaimana yang ia kemukakan, bukan berarti definisi ini diterima secara universal. Bahkan istilah agresi saat ini mempunyai bermacam-macam arti, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun dalam pembicaraan sehari-hari. Karena itu menurut berkowitz, kita tidak bisa selalu yakin dengan apa ynag di maksudkan ketika seseorang disebut agresif atau sutu tindakan disebut kekerasan. Kamus tidaklah selalu membantu. Hal ini cukup beralasan, sebab, menurut berkowitz, beberapa yang sudah ia lihat menyatakan bahwa agresi berarti pelanggaran hak asasi orang lain dan tindakan atau cara yang menyakitkan, juga prilaku yang memeksakan kehendak. Satu sama lain tampaknya jauh berbeda, tetapi dalam bahasa inggris semuanya di sebut agresi. Psikiater dan mahasiswa jurusan prilaku  binatang pun tidak lebih akurat di banding kamus, mereka juga mempunyai pengertian sendiri ketika memakai istilah agresi. Selain itu, ternyata prilaku agresif itu banyak ragamnya. Yang lebih membuat rumut adalah bahwa satu prilaku yang sama.

 B.       Rumusan masalah

Untuk membicarakan agresi mengingat materinya sangat luas dan mengingat waktunya yang terbatas maka perkenankan kami dalam makalah ini hanya akan menyampaikan pokok-pokok permasalahannya yang meliputi:

1.    Definisi Prilaku Agresi
2.    Teori-Teori Agresi
3.    Faktor Pencetus Agresi
4.    Bentuk-Bentuk  Agresi
5.    Pengertian Agresi
6.    Cara Mengontrol Agresi
7.    Agresi 

BAB II
 PEMBAHASAN
A.   Pengertian

1.                    PENGERTIAN PERILAKU AGRESI
Menurut Buss (dalam Morgan, 1989), perilaku agresi adalah suatu perilaku yang dilakukan untuk menyakiti, mengancam atau membahayakan individuindividu atau objek-objek yang menjadi sasaran perilaku tersebut baik (secara fisik atau verbal) dan langsung atau tidak langsung. Menurut Atkinson (1999), perilaku agresi adalah perilaku yang dimaksudkan untuk melukai orang lain atau merusak harta benda.  Menurut Goble (1987) agresi adalah suatu reaksi terhadapfrustrasi atau ketidakmampuan memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis dasar dan bukan naluri.
Baron dan Bryne (2000) mendefinisikan perilaku agresi sebagai suatu bentuk perilaku yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya perilaku tersebut. Berdasarkan definisi tersebut didapat empat pengertian mengenai agresi, pertama adalah agresi merupakan suatu bentuk perilaku bukan emosi, kebutuhan atau motif kedua adalah si pelaku agresi mempunyai maksud untuk mencelakakan korban yang dituju, ketiga adalah korban agresi yaitu makhluk hidup bukan benda mati, sedangkan yang keempat adalah korban dari perilaku agresi ini tidak menginginkan atau menghindarkan diri dari perilaku pelaku agresi.




2.        TEORI TEORI TENTANG AGRESI
1)        Teori bawaan
a.    Teori Naluri
Freud dalam teori psikoanalisis klasiknya mengemukakan bahwa agresi adalah satu dari dua naluri dasar manusia. Naluri Agresi atau tanatos ini merupakan pasangan dari naluri seksual atau eros. Jika Naluri Sex berfungsi untuk melanjutkan keturunan , Naluri Agresi berfungsi untuk mempertahankan jenis. Kedua Naluri tersebut berada dalam alam ketidak sadaran , Khususnya pada bagian dari kepribadian yang disebut id dapat dipenuhi. Kendalinya terletak pada bagian lain dari kepribadian yang dinamakan Super ego yang mewakili norma norma yang ada dalam masyarakat dan ego yang berhadapan dengan kenyataan.
K Lorenz 1976 Agresi merupakan bagian dari naluri hewan yang diperlukan untuk survival ( bertahan ), dalam proses evolusi. Agresi ini bersifat adaptif menyesuaikan diri terhadap lingkungan, bukan destruktif ( merusak lingkungan ).
b.    Teori Biologi
Teori biologi menjelaskan agresi dari proses faal maupun teori genetika ( Ilmu keturunan ). Yang mengajukan proses faal antara lain adalah Moyer 1976 yang berpendapat bahwa perilaku agresif ditentukan oleh proses tertentu yang terjadi di otak dan susunan syaraf pusat. Demikian pula hormon laki laki ( testoteron ) dipercaya sebagai pembawa sifat agresif .Kenakalan remaja lebih banyak terdapat pada remaja pria karena jumlah terstosteron menurun sejak usia 25 tahun.
Teori biologi yang meninjau perilaku agresif dari ilmu genetika dikemukakan oleh Lagerspetz ( 1979 ). Ia mengawinkan sejumlah tikus putih yang agresif dan tikus putih yang tidak agresif. Sesuai dengan hukum Mendel setelah 26 generasi diperoleh 50% tikus yang agresif dan 50% yang tidak agresif. Teori genetika ini juga dibuktikan melalui identifikasi ciri ciri agresif pada pasangan pasangan kembar identik, kembar non identik dan saudara saudara kandung non kembar.Hsilnya adalah bahwa ciri ciri yang sama paling banyak terdapat antara pasangan kembar identik  ( Rushton Russel & Wells 1984 )
2)      Teori Lingkungan
Teori Frustrasi –Agresi Klasik
Teori ini dikemukakan oleh Dollard dkk (1939) dan Miller ( 1941 ) ini intinya berpendapat bahwa agresi dipicu oleh frustasi. Frustasi itu sendiri artinya adalah hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan. Dengan demikian Agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustasi
 Teori Frustasi – Agresi Baru.
Burnstein & Worchel (1962) yang membedakan frustasi dan iritasi. Iritasi ( gelisah , sebal ), frustasi ( kecewa , putus asa ). Frustasi lebih memicu agresi daripada iritasi.Selanjutnya Berkowitz ( 1978, 1989 ) mengatakan bahwa frustasi menimbulkan kemarahan dan emosi marah inilah yang memicu agresi. Marah itu sendiri baru timbul jika sumber frustasi dinilai mempunyai alternatif perilaku lain daripada perilaku yang yang menimbulkan frustasi itu.
Teori tentang perilaku Agresif banyak dikemukakan oleh para ahli, ada yang mengatakan bahwa perilaku agresif merupakan sifat bawaan, sedangkan ahli yang lain memandang karena adanya lingkungan  yaitu:
Perilaku Agresif sebagai Perilaku Bawaan
Freud (Barbara, 2005) dengan teorinya berpandangan bahwa perilaku individu didorong oleh dua kekuatan dasar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sifat kemanusiaan, yaitu perilaku agresif itu berasal dari insting mahluk hidup yang pada dasarnya pada diri manusia terdapat dua macam insting, yaitu insting kehidupan (eros) dan insting kematian (thanatos).
 Insting kehidupan terdiri atas insting reproduksi atau insting seksual dan insting- insting yang ditujukan untuk pemeliharaan hidup, sedangkan insting kematian memiliki tujuan untuk menghancurkan hidup individu (Hudaniyah dan Dayakisni, 2003)
Perilaku Agresif sebagai Perilaku Belajar
Menurut teori belajar, kondisi dan tingkah laku agresif terhadap individu lain bukan bersifat instingtif, tetapi diperoleh melalui belajar. Sears, dkk (1995) menyatakan mekanisme utama yang menentukan perilaku agresif manusia adalah proses balajar masa lampau.
Belajar melalui pengalaman coba-coba, pengajaran moral, instruksi khusus, pengalaman diri sendiri melalui pengamatan terhadap orang lain akan membantu mengajarkan cara merespon pada individu. Individu juga mempelajari bermacam- macam bentuk tingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakat melalui cara mempelajari akibat penampilan dari respon tersebut (Sears, dkk, 1995).
Perilaku Agresif sebagai Perilaku Belajar Sosial
Teori belajar sosial menekankan kondisi lingkungan yang membuat seseorang memperoleh dan memelihara respon-respon agresif. Asumsi dasar teori ini adalah sebagian besar perilaku individu diperoleh sebagai hasil belajar melalui pengamatan (observasi) atas perilaku yang ditampilkan oleh individu-individu lain yang menjadi model (Hudaniyah dan Dayakisni, 2003).
.
3.  FAKTOR  PENCETUS AGRESI
Amarah
Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktifitas sistem saraf parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin nyata-nyata salah atau mungkin juga tidak (Davidoff, Psikologi suatu pengantar 1991). Pada saat marah ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau melempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila hal-hal tersebut disalurkan maka terjadilah perilaku agresi.
Faktor Biologis
Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresi (Davidoff, 1991):
1.      Gen tampaknya berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur perilaku agresi. Dari penelitian yang dilakukan terhadap binatang, mulai dari yang sulit sampai yang paling mudah dipancing amarahnya,  faktor keturunan tampaknya membuat hewan jantan yang berasal dari berbagai jenis lebih mudah marah dibandingkan betinanya.
2.      Sistem otak. Prescott (Davidoff, 1991) menyatakan bahwa “orang yang berorientasi pada kenikmatan akan sedikit melakukan agresi sedangkan orang yang tidak pernah mengalami kesenangan, kegembiraan atau santai cenderung untuk melakukan kekejaman dan penghancuran (agresi).” Prescott yakin bahwa keinginan yang kuat untuk menghancurkan disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menikmati sesuatu hal yang disebabkan cedera otak karena kurang rangsangan sewaktu bayi.
3.      Kimia darah. Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi. Kenyataan menunjukkan bahwa pada wanita yang sedang mengalami masa haid, kadar hormon kewanitaan yaitu estrogen dan progresteron menurun jumlahnya akibatnya banyak wanita melaporkan bahwa perasaan mereka mudah tersinggung, gelisah, tegang dan bermusuhan. Selain itu banyak wanita yang melakukan pelanggaran hukum (melakukan tindakan agresi) pada saat berlangsungnya siklus haid ini.
Kesenjangan Generasi
Adanya perbedaan atau jurang pemisah (Gap) antara generasi anak dengan orang tuanya dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal dan seringkali tidak nyambung. Kegagalan komunikasi orang tua dan anak diyakini sebagai salah satu penyebab timbulnya perilaku agresi pada anak.
Lingkungan 
1.  Kemiskinan
Bila seorang anak dibesarkan dalam lingkungan kemiskinan, maka perilaku agresi mereka secara alami mengalami penguatan (Byod McCandless dalam Davidoff, 1991) / sebagai bentuk mekanisme pertahanan dirinya saat mendapatkan hinaan, ejekan dll.
2.  Anonimitas
Kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota besar lainnya menyajikan berbagai suara, cahaya dan bermacam informasi yang besarnya sangat luar biasa. Orang secara otomatis cenderung berusaha untuk beradaptasi dengan melakukan penyesuaian diri terhadap rangsangan yang berlebihan tersebut.
Terlalu banyak  rangsangan indra dan kognitif membuat dunia menjadi sangat impersonal, artinya antara satu orang dengan orang lain tidak lagi saling mengenal atau mengetahui secara baik.  Lebih jauh lagi, setiap individu  cenderung menjadi anonim (tidak mempunyai identitas diri). Bila seseorang merasa anonim ia cenderung berperilaku semaunya sendiri, karena ia merasa tidak lagi terikat dengan norma masyarakat dan kurang bersimpati pada orang lain.
3.  Suhu udara yang panas
Suhu suatu lingkungan yang tinggi memliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan agresivitas. Pada tahun 1968 US Riot Comision pernah melaporkan bahwa dalam musim panas, rangkaian kerusuhan dan agresivitas massa lebih banyak terjadi di Amerika Serikat dibandingkan dengan musim-musim lainnya (Fisher et al, dalam Sarlito, Psikologi Lingkungan,1992
Peran Belajar Model Kekerasan
Dalam suatu penelitian Aletha Stein (Davidoff, 1991) dikemukakan bahwa “anak-anak yang memiliki kadar aagresi diatas normal akan lebih cenderung berlaku agresif, mereka akan bertindak keras terhadap sesama anak lain setelah menyaksikan adegan kekerasan dan meningkatkan agresi dalam kehidupan sehari-hari, dan ada kemungkinan efek ini sifatnya menetap”.
Dalam kehidupan bila terbiasa di lingkungan rumah menyaksikan peristiwa perkelahian antar orang tua dilingkungan rumah, ayah dan ibu yang sering cekcok dan peristiwa sejenisnya , semua itu dapat memperkuat perilaku agresi yang ternyata sangat efektif bagi dirinya.
Frustrasi
Frustrasi terjadi bila seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam mencapai suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan atau tindakan tertentu. Agresi merupakan salah satu cara berespon terhadap frustrasi.
Proses Pendisiplinan yang Keliru
Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang buruk bagi remaja (Sukadji, Keluarga dan Keberhasilan Pendidikan, 1988). Pendidikan disiplin seperti itu akan membuat remaja menjadi seorang penakut,  tidak ramah dengan orang lain,  dan membeci orang yang memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta inisiatif dan pada akhirnya melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi kepada orang lain. Hubungan dengan lingkungan sosial berorientasi kepada kekuasaan dan ketakutan. Pola pendisiplinan tersebut dapat pula menimbulkan pemberontakan, terutama bila larangan-larangan yang bersangsi hukuman tidak diimbangi dengan alternatif (cara) lain yang dapat memenuhi kebutuhan yang mendasar.
4.        BENTUK- BENTUK AGRESI
Bentuk-bentuk agresi menurut Morgan, King, Weisz, & Schopler (1986) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
BENTUK-BENTUK AGRESI
CONTOH
a.
Fisik, aktif, langsung
Menikam, memukul, atau menembak orang lain.
b.
Fisik, aktif, tidak langsung
Membuat perangkat untuk orang
lain, menyewa seorang pembunuh untuk membunuh
c.
Fisik, pasif, langsung
Secara fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan yang diinginkan atau memunculkan tindakan yang diinginkan (misalnya : aksi duduk dalam demonstrasi).
d.
Fisik, pasif, tidak langsung
Menulak melakukan tugas-tugas
yang seharusnya (misalnya : menolak berpindah ketika melakukan aksi duduk).
e.
verbal, aktif, langsung
Menghina orang lain
f.
Verbal, aktif, tidak langsung
Menyebarkan gosip atau rumors yang jahat tentang orang lain.
g.
Verbal, pasif, langsung
Menolak berbicara ke orang lain, menolak menjawab pertanyaan, dll.

h.
Verbal, pasif, tidak langsung
Tidak mau membuat komentar verbal (misalnya: menolak berbicara ke orang lain yang menyerang dirinya bila dia dikritik secara tidak fair).
Sumber : Morgan dkk. (1986)
5.        PENGERTIAN AGRESI
Istilah agresi seringkali di sama artikan dengan agresif. Agresif adalah merupakan kata sifat dari agresif. Istilah agresif seringkali digunakan secara luas untuk menerangkan sejumlah besar tingkah laku yang memiliki dasar motivasional yang berbeda-beda dan sama sekali tidak mempresentasikan agresif atau tidak dapat disebut agresif dalam pengertian yang sesungguhnya. Dengan penggunaan istilah agresif yang simpang siur atau tidak konsisten, penguraian tingkah laku khususnya tingkah laku yang termasuk ke dalam kategori agresif menjadi kabur, dan karenanya menjadi sulit untuk memahami apa dan bagaimana sesungguhnya yang disebut tingkah laku agresif atau agresi itu (Koeswara,1988).
Agresif menurut Baron (dalam Koeswara,1998) adalah tingkah laku yang dijalankan oleh individu dengan tujuan melukai atau mencelakakan individu lain. Myers (dalam Adriani,1985) mengatakan tingkah laku agresif adalah tingkah laku fisik atau verbaluntuk melukai orang lain. Menurut Dollar dan Miler (dalam Sarwono, 1988) Agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustasi.

Menurut Berkowitz (1987), agresi merupakan suatu bentuk perilaku yang mempunyai niat tertentu untuk melukai secara fisik atau psikologis pada diri orang lain. Murray (dalam Hall dan Lindzey,1981) mengatakan bahwa agresi adalah suatu cara untuk mengatasi perlawanan dengan kuat atau menghukum orang lain.
6.        CARA MENGONTROL AGRESI
Menurut Koeswara (1988), cara atau teknik sebagai langkah langkah konkret yang dapat diambil untuk mencegah kemunculan atau berkembangnya tingkah laku agresi itu adalah :  Penanaman modal, pengembangan tingkah laku non agresi, dan pengembangan kemampuan memberikan empati.

a.  Penanaman Modal
Penanaman modal merupakan langkah yang paling tepat untuk mencegah kemunculan tingkah laku agresi. Penanaman moral ini akan berhasil apabila dilaksanakan secara berkesinambungan dan konsisten sejak usia dini di berbagailingkungan dengan melibatkan segenap pihak yang memikul tanggung jawab dalam proses sosialisasi.
b. Pengembangan Tingkah Laku Non Agresi
Untuk mencegah berkembangnya tingkah laku agresi, yang perlu dilakukan adalah mengembangkan nilai-nilai yang mendukung perkembangan tingkah laku non agresi, dan menghapus atau setidaknya mengurangi nilai-nilai yang mendorong perkembangan tingkah laku agresi.
c. Pengembangan Kemampuan Memberikan Empati
Pencegahan tingkah laku agresi bisa dan perlu menyertakan pengembangan kemampuan mencintai pada individu-individu. Adapun kemampuan mencintai itu sendiri dapat berkembang dengan baik apabila individu-individu dilatih dan melatih diri untuk mampu menempatkan diri dalam dunia batin sesama serta mampu memahami apa yang dirasakan atau dialami dan diinginkan maupun tidak diinginkan sesamanya.Pengembangan kemampuan memberikan empati merupakan langkah yang perlu diambil dalam rangka mencegah berkembangnya tingkah laku agresi.

7.        AGRESI SEKSUAL
Meliputi :
1.        Obsesi, Simptom Psychastenia adalah Obsesi Simptom Psychastenia yang berikutnya setelah phobia.  Definisi obsessi adalah ide-ide atau emosi yang terus-menerus melekat dalam pikiran dan hati, dan tak mau hilang, sesungguhnya individu yang bersangkutan secara sadar selalu berusaha untuk menghilangkannya.
Penyakit psychastenia sering disertai gejala obsessi ini. biasanya Obsesi Simptom Psychastenia tersebut tidak menyenangkan, tidak rasional, tapi tidak bisa dibendung atau dilenyapkan. Asal mula obsessi tidak diketahui oleh penderita itu sendiri. Merupakan ide ”imperative”/keharusan,yang khas terdapat pada gejala psikoneurosis lainnya.

Sebab-sebab Obsesi, Simptom Psychastenia

  1. Menurut Freud adalah: Penekanan pengalaman-pengalaman seksual di masa lampau. Ada pengalaman godaan seksual, yang di ikuti oleh agresi seksual.
  2. Timbul konflik di antara kecenderungan untuk melakukan sesuatu perbuatan sebab didorong satu nafsu keinginan, melawan ketakutan yang hebat untuk melakukannya; atau takut akan konsekuensi akibat dari perbuatan tadi. Juga ada konflik khronis di antara elemen-elemen yang tertekan itu.

Treatment: Dengan jalan menemukan mula-sebab pengalaman-pengalaman pahit yang ditekan. Agar supaya diberi jalan adjustment untuk menjabarkan dan menghilangkan konflik-konflik batin tersebut.

2          Teori bahwa frustrasi seksual membuat orang lebih agresif, dan seks dapat menguras testosteron - hormon terkait kinerja atletik - keluar dari tubuh.
3          Penelitian baru yang dilakukan di Universitas McMaster menunjukkan bahwa baik pria/wanita yang bersaing untuk mendapatkan perhatian, menjadi lebih agresif terhadap mereka yang di pandang sebagai saingan seksual.
4          ORANG-orang yang suka berkelahi atau bikin onar mungkin tak pernah sadar jika hobinya itu mungkin memberi efek yang sama dengan seks. Penelitian terbaru memastikan, kepuasan karena berkonflik sama dengan berhubungan seksual. Para ilmuwan telah menemukan hubungan antara gairah seksual dan perilaku agresif.













8.        Contoh kasus

Fenomena Tawuran antar Pelajar

tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasimedia massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng.

Perilaku anarki selalu dipertemukan  antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat.

Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan  pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng.

Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya generasi yang tidak bertanggung jawab.

Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita.

Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan gengkelompoknya. Seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu.Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari masalah yang sangat sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dendam Dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut.Sebenarnya jika kita mau melihat lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestressan siswa yang tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah. Sebagaimana kita tahu bahwa materi pendidikan sekolah.





Solusi yang dapat di tawarkan untuk mengurangi fenomena  tawuranyang terjadi:

Untuk mengatasi masalah tawuran antar pelajar,  penulis akan mengambil dua teori.
1.        Kartini Kartono”
Dia menyebutkan bahwa untuk mengatasi tawuran antar pelajar atau kenakalan remaja pada umumnya adalah:
a.         Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri, dan melakukankoreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun
b.        Memberi kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat
c.         Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya dengan pengembangan bakat dan potensi remaja.

2.        Teori Dryfoos
dia menyebutkan untuk mengatasi tawuranpelajar atau kenakalan remaja pada umumnya harus diadakan program yang meliputi unsur-unsur sebagai berikut:2008
ü  program harus lebih luas cakupannya daripada hanya sekedar berfokus pada kenakalan.
ü  program harus memiliki komponen-komponen ganda, karena tidak ada satu punkomponen yang berdiri sendiri sebagai peluru ajaib yang dapat memerangi kenakalan
ü  program harus sudah dimulai sejak awal masa perkembangan anak untuk mencegahmasalah belajar dan berperilaku
ü   sekolah memainkan peranan penting
ü  upaya-upaya harus diarahkan pada institusional daripada pada perubahan individual,yang menjadi titik berat adalah meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak yangkurang beruntung
ü  memberi perhatian kepada individu secara intensif dan merancang program unik bagisetiap anak merupakan faktor yang penting dalam menangani anak-anak yang berisikotinggi untuk menjadi nakal
ü  manfaat yang didapatkan dari suatu program sering kali hilang saat program tersebut dihentikan, oleh karenanya perlu dikembangkan program yang sifatnyaberkesinambungan


BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan

a)        Agresi adalah tingkah laku individu ang di tunjukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut
b)        Dengan agresi sebagai emosi yang bisa mengarah kepada tindakan-tindakan agresif, berkowitz  membedakan agresi dalam dua macam, yakni agresi instruresi di bagi dalam mental dan agresi benci.
c)        Teori-teori tentang agresi di bagi dalam dua kategori utama yaitu teori-teori yang berpandangan bahwa agresi bersifat naluriah atau merupakan kodrat bawaan manusia.
d)        Mengendalikan emosi itu penting. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa emosi mempunyai kemampuan untuk mengomunikasikan diri kepada orang lain . Pada dasarnya, emosi bukan sekedar suatu reaksi umum, namun merupakan reaksi spesifik pula.
e)        Manusia bersifat damai hanya terdapat manusia lain dalam kelompok kecinya saja, misalnya terhadap sesama anggota clan. Sebaliknya manusia memusuhi orang-orang dari luar kelompoknya dan ingin menghancurkan mereka untuk mempertahankan eksistensi kelompoknya sendiri.

B.       Saran
Hendaknya bagi rekan-rekan sekalian baik mahasiswa/i tidak hanya menggunakan rujukan dalam makalah ini dalam mencari atau menambah wawasan tentang masalah yang di bahas namun juga mencari sumber lain yang lebih kompetens karena penulis menyadari bahwa makalah ini  masih jauh dari sempurna.

Soal kepribadian bk

    Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan positif (+) bila sesuai dengan anda, atau negatif (-) bila tidak sesuai dengan anda....